STUDI DESKIPTIF TENTANG PEMBELAJARAN TEAM TEACHING DI PUSDIKLAT SUZUKI
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PROPOSAL SKRIPSI
OLEH:
Wahyu Adi Wijaya
160513609636

UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
April 2018
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Konteks Penelitian
Pada
zaman sekarang ini,
persaingan di dalam dunia kerja semakin ketat. Hal tersebut disebabkan karena
tingginya tenaga kerja dan terbatasnya lahan pekerjaan. Oleh karena itu, untuk menyikapi
hal tersebut, maka mutlak di butuhkan sumber daya manusia yang memadai dengan
tingkat kualitas yang luar biasa. Peningkatan kualitas sumber daya manusia
merupakan syarat terpenting untuk bersaing dalam dunia kerja.
Salah satu solusi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah
pembelajaran dalam dunia pendidikan.
Pembelajaran adalah suatu proses yang berlangsung di dalam
diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam berpikir,
bersikap, dan berbuat. W. Gulo (2002: 23). Melalui pembelajaran, seorang
individu dapat menggali dan menggembangkan potensi dalam dirinya.
Slavin (2008:210)
mengungkapkan bahwa pembelajaran meliputi upaya memperoleh kemampuan yang bukan
bawaan dari lahir. Pembelajaran juga tergantung pada pengalaman, termasuk umpan
balik dari lingkungan.
Menurut
Muslich (2008:46), pembelajaran dalam masyarakat merupakan hasil dari
pembelajaran yang dapat diperoleh dari bekerja sama dengan orang lain melalui
sharing antar teman, kelompok, dan mereka yang tau dan mereka yang belum tahu,
karena belajar akan lebih berkesan dan bermakna jika siswa dapat belajar dengan
teman.
Secara luas, Joyce & Weil
( 2000:13 ) mengemukakan bahwa model pembelajaran merupakan deskripsi dari
lingkungan belajar yang menggambarkan perencanaan kurikulum, kursus – kursus,
rancangan unit pembelajaran, perlengkapan belajar, buku – buku pelajaran,
program multi media, dan bantuan belajar melalui program komputer. Secara
khusus, model pembelajaran diartikan sebagai suatu pola kegiatan pendidik dan
peserta didik untuk menghasilkan perubahan – perubahan pada peserta didik
sebagai akibat dari proses pembelajaran.
Model pembelajaran pada
dasarnya merupakan bentuk pelajaran yang tergambar mulai awal sampai akhir yang
disajikan secara khas oleh pendidik. Dengan kata lain, model pembelajaran
merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, strategi,
metode, teknik, dan taktik. Salah satu contohnya model pembelajaran meliputi
model pembelajaran sains teknologi dan masyarakat, model pembelajaran langsung,
model pembelajaran kooperatif, dan lain sebagainya
( Saur:2015:88 ).
( Saur:2015:88 ).
Model pembelajaran kooperatif
adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada sikap atau perilaku
dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja yang sama yang
teratur pada kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih.pembelajaran ini
mengacu pada metode pembelajaran dimana peserta didik pada kelompok kecil
saling membantu dalam proses pembelajaran ( Tampubolon 2015:92 ).
Pada
umumnya strategi pembelajaran yang dikembangkan di lembaga pendidikan cenderung
dilakukan secara soliter. Dalam arti,
pengelolahan pembelajaran menjadi tanggung jawab pendidik yang dilakukan
yang bersangkutan secara individual, baik dalam perencanaan, pelaksanaan,
maupun dalam penilaian pembelajaran.
Ketika
dihadapkan pada tuntutan kurikulum yang sangat kompleks dan kondisi nyata yang
kurang kondusif, pendidik sering kali tidak berdaya dan memiliki keterbatasan
untuk dapat mengimplementasikan kurikulum sesuai dengan apa yang diharapkan dan di gariskan dalam
ketentuan yang ada.
Dalam hal
ini, strategi team teaching dapat dijadikan sebagai alternatif untuk mengatasi
permasalahan tersebut. Dengan adanya team teaching guru akan lebih mudah dalam
memperoleh tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran itu sendiri dipengaruhi
oleh beberapa aspek, salah satunya pengaruh guru dalam menguasai kondisi kelas.
Dengan demikian target utama dari strategi pembelajaran team teaching ini adalah bagaimana pendidik
mampu mengkondisikan pembelajaran lebih kondusif. Melalui strategi team teaching,
diharapkan antar mitra mengajar dapat bekerja sama dan saling melengkapi
dalam mengelolah proses pembelajaran.
Berdasarkan
pernyataan diatas, maka peneliti tertarik mengangkat penelitian yang berjudul “Studi Deskiptif Tentang
Pembelajaran Team Teaching Di Pusdiklat Suzuki Universitas Negeri Malang”
B.
Fokus Penelitian
Berdasarkan kontek penelitian
yang telah diuraikan diatas, maka fokus penelitian
dalam penelitian ini meliputi :
1.
Bagaimana perencanaan pembelajaran team
teaching di Pusdiklat Suzuki Universitas
Negeri Malang ?
2.
Bagaimana penerapan team
teaching pada saat pelaksanaan pembelajaran
di Pusdiklat Suzuki
Universitas Negeri Malang ?
3.
Faktor apa saja yang mempengaruhi
pembelajaran team
teaching di Pusdiklat Suzuki Universitas
Negeri Malang ?
C.
Tujuan Penelitian
1.
Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran team
teaching di Pusdiklat Suzuki Universitas
Negeri Malang
2.
Mendeskripsikan penerapan
team
teaching pada saat pelaksanaan Pembelajaran
Di Pusdiklat Suzuki
Universitas Negeri Malang
3.
Menyebutkan dan mendeskripsikan
faktor
apa saja yang mempengaruhi pembelajaran team teaching di Pusdiklat Suzuki Universitas
Negeri Malang
D.
Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1.
Bagi Pusdiklat Suzuki
Universitas Negeri Malang
Sebagai bahan pertimbangan
dalam meningkatkan strategi
pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga dapat mencapai tujuan dalam pembelajaran.
pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga dapat mencapai tujuan dalam pembelajaran.
2.
Bagi Guru Pembimbing
Sebagai tambahan wawasan dan
pengetahuan tentang strategi pembelajaran team teaching sehingga dapat
dijadikan bahan evaluasi dalam pembelajaran.
3.
Bagi Siswa
Sebagai tambahan ilmu dan
pengetahuan mengenai strategi pembelajaran team teaching.
4.
Bagi Universitas Negeri Malang
Menciptakan
kerjasama antara Universitas dengan lembaga lainnya dalam pelaksanaan pembangunan bangsa.
5. Bagi
Peneliti Selanjutnya
Sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan bahan referensi untuk peneliti selanjutnya
yang berhubungan dengan strategi pembelajaran team teaching.
E.
Ruang Lingkup Penelitian
Agar pembahasan penelitian
skripsi dapat terarah dengan baik, maka perlu ditetapkan ruang lingkup masalah mengenai strategi pembelajaran team teaching sebagai
berikut:
1.
Penelitian ini dilakukan di Pusdiklat Suzuki
Universitas Negeri Malang
2. Penelitian dilaksanakan pada Program Keahlian
Teknik Otomotif.
3. Srategi pembelajaran team teaching, meliputi:
a. Perencanaan pembelajaran
b. Pelaksanaan pembelajaran
c. Evaluasi pembelajaran
d. Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan
pembelajaran
4. Dilaksanakan pada Semester Gasal 2018/2019
F.
Asumsi Penelitian
Sebagian guru pembimbing di
Pusdiklat Suzuki Universitas Negeri Malang melaksanakan strategi team teaching
dalam pembelajaran yang bersifat prakek. Sampel adalah siswa yang mengikuti
program teknik otomotif di Pusdiklat Suzuki Universitas Negeri Malang.
G.
Batasan Penelitian
1.
Penelitian ini hanya berbatas
pada penerapan team teaching pada pembelajaran yang bersifat praktek di
Pusdiklat Suzuki Universitas Negeri Malang.
2.
Penelitian ini diperuntukkan
bagi guru pendamping yang menerapkan sistem pembelajaran team teaching pada
pelaksanaan pembelajaran yang bersifat praktek di Pusdiklat Suzuki Universitas
Negeri Malang.
3.
Penelitian ini berbatas tahun
ajaran 2018/2019
4.
Penelitian ini hanya
mendeskripsikan penerapan team teaching pada pelaksanaan pembelajaran di
Pusdiklat Suzuki Universitas Negeri Malang.
H.
Definisi Operasional
Definisi operasional dalam
penelitian ini bertujuan untuk
memberikan batasan – batasan istilah yang digunakan agar tidak
terjadi kesalahan dalam penafsiran.
memberikan batasan – batasan istilah yang digunakan agar tidak
terjadi kesalahan dalam penafsiran.
Berikut adalah definisi
operasional yang digunakan dalam penelitian ini:
1.
Team Teaching merupakan salah
satu bentuk strategi pembelajaran yang melibatkan dua orang guru pembimbing
atau lebih dalam proses pembelajaran siswa, dengan pembagian peran, dan
tanggung jawab secara jelas dan seimbang.
2.
Perencanaan pembelajaran
merupakan prinsip dari belajar dan pembelajaran kedalam rancangan untuk bahan
dan aktivitas pembelajaran selama proses tersebut belangsung.
3.
Pelaksanaan pembelajaran
merupakan interaksi guru dan siswa dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran
kepada siswa dan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
4.
Kendala belajar merupakan semua
kesulitan yang dihadapi selama kegiatan proses pembelajaran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Strategi Pembelajaran
1.
Pengertian strategi mengajar
Di dalam konteks
belajar-mengajar, strategi berarti pola umum perbuatan guru-peserta didik di
dalam perwujudan kegiatan belajar-mengajar. Sifat umum pola tersebut berarti
bahwa macam dan urutan perbuatan yang dimaksud tampak dipergunakan dan/atau
dipercayakan guru-peserta didik di dalam bermacam-macam peristiwa belajar. Dengan
demikian maka konsep strategi dalam hal ini menunjuk pada karakteristik abstrak
rentetan perbuatan guru-peserta didik di dalam peristiwa belajar-mengajar.
Implisit di balik karakteristik abstrak itu adalah rasional yang membedakan
strategi yang satu dari strategi yang lain secara fundamental. istilah lain
yang juga dipergunakan untuk maksud ini adalah model-model mengajar. Sedangkan
rentetan perbuatan guru-peserta didik dalam suatu peristiwa belajar-mengajar
aktual tertentu, dinamakan prosedur instruksional.
Soekamto, dkk (dalam
Nurulwati, 2000) mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah: “Kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai
pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan
aktivitas belajar mengajar.” Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh
Eggen dan Kauchak bahwa model pembelajaran memberikan kerangka dan arah bagi
guru untuk mengajar.
2.
Klasifikasi Strategi belajar
Mengajar
Dasar – dasar yang dapat dipergunakan untuk
klasifikasi strategi belajar-mengajar antara lain:
a. Pengaturan
guru-siswa/mahasiswa
Pengaturan
guru-siswa dapat dibedakan sebagai berikut:Dari segi pengaturan guru, dapat dibedakan
pengajaran oleh seorang guru atau oleh suatu tim (tem teaching). Team teaching
adalah suatu sistem mengajar yang dilakukan dua orang guru atau lebih dalam
satu kelas atau lebih dari satu kelas. Kedua orang guru atau lebih itu
bersama-sama mempersiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi hasil belajar siswa.
Pelaksanaan
mengajarnya dapat dilaksanakan secara bergiliran dengan metode ceramah atau
secara bersama dengan metode diskusi panel misalkan.Dari segi pengaturan siswa
dapat dibedakan menjadi tiga bentuk pengajaran :
-
Pengajaran
klasikal, bila seorang guru menhadapi kelompok besar siswa di dalam kelas dan
diberi pelajaranbersama dengan satu jenis metode mengajar.
-
Pengajaran
kelompok kecil, bila siswa dalam beberapa kelompok (5-7 orang siswa ) dan masing-masing
kelompok diberi tugas untuk diselesaikan/dipertanggungjawabkan oleh
kelompoknya.
-
Pengajaran
perorangan , bila masing-masing siswa secara pribadi diberi beban belajar
secara mandiri misalnya dalm bentuk pengajaran modul.
Dari segi hubungan guru-siswa dapat dibedakan
menjadi sebagai berikut :
-
Hubungan
langsung guru-siswa melalui bentuk tatap muka.
-
Hubungan
langsung guru-siswa dalam bentuk tatap muka dengan bantuan media cetak maupun
media elektronik.
-
Hubungan
tak langsung, bila penyampaian pesan disampaikan dengan perantaraan media, baik
melalui media cetak (modul) maupun media elektronik (radio, kasetsuara atau
video).
b. Struktur peristiwa
belajar-mengajar
Dari
segi struktur belajar-mengajar dapat dibedakan menjadi dua :
-
Struktur
belajar-mengajar yang bersifat tertutup, ialah suatu proses belajar mengajar
yang segala sesuatunya telah ditentukan secara reLatif ketat dimana guru tidak
berani menyimpang dari persiapan mengajar yang telah dibuat.
-
Struktur
perstiwa belajar yang bersifat terbuka, ialah proses belajar-mengajar dimana
tujuan, materi dan prosedur yang akan ditempuh untuk mencapainya ditentukan
sementara kegiatan belajar mengajarnya berlangsung. Contoh pengajaran yang
bersifat terbuka adalah pengajaran unit yaitu suatu sistem mengajar yang berpusat
pada suatu masalah dan dipecahkan secara keseluruhan yang mempunyai arti
(Engkoswara,1984:70)
c. Peranan guru-siswa
dalam pengolahan ”pesan”
Pesan
adalah materi pengajaran yang dipakai sebagai masukan untuk pencapaian suatu
tujuan belajar, dapat berupa pengetahuan, wawasan, ketrampilan, atau isi
pengajaran lainnya. Maka pesan juga diartikan semua informasi yang perlu
diketahui oleh siswa.
Berdasarkan
peranan guru siswa dalam pengolahan pesan, perisiwa belajar-mengajar dapat
dibedakan menjadi dua:
-
Pengajaran
bersifat ekspositorik, apabila pesan disajikan dalam keadaan siap diolah tuntas
oleh guru sebelum disampaikan kepada siswa (sifatnya sama dengan peristiwa
belajar-mengajar tertutup).
-
Pengajaran
bersifat heuristik atau hipotetik, apabila pesan yang disajikan tidak diolah
tuntas oleh guru dengan maksud agar diolah
sendiri oleh siswa baik dengan ataupun tanpa bantuan dan bimbingan guru
(sifatnya sama dengan struktur peristiwa belajar mengajar terbuka.
Ada dua
substrategi dalam strategi heuristik yang akhir-akhir ini sering dikemukakan
orang yaitu penemuan (discovery) dan inkuiri (inquiry) atau menyelidiki.
d. Proses pengolahan
pesan
Berdasarkan
proses pengolahn pesan strategi belajar mengajar dapat dibedakan menjadi
berikut:
-
Strategi
pengajaran induktif adalah pengajaran dimana proses pengolahan pesan bertolak
dari contoh-contohkonkrit kepada generalisasi atau prinsip yang bersifat
umum, dari fakta fakta yang nyata kepada konsep yang bersifat abstrak.
-
Strategi
pengajaran deduktif merupakan kebalikan dari proses pengajaran induktif. Para
siswa pertama tama diperkenalkan kepada generalisasi (konsep-konsep) yang
bersifat abstrak kepada proses pembuktian dalam bentuk data empirik yang
mendukung hubungan antara konsep konsep tadi.
e. Tujuan-tujuan belajar
Menurut
robert M Gagne ada lima tipe hasil belajar, diantaranya adalah:
-
Kemampuan
intelektual, ialah sejumlah kemampuan mulai dari baca-tulis-hitung sampai
dengan kemampuan memperhitungkan kekuatan sebuah jembatan atau akibat
devaluasi.
-
Strategi
kognitif, ialah kemampuan mengatur cara belajar dan berfikir seseorang di dalam
arti yang seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah. Salah satu
nama yang diberikan kepada kelompok kemampuan ini adalah perilaku pengaturan
diri (self management behavior).
-
Informasi
Verbal, ialah kemampuan menyerap pengetahuan dalam arti informasi dan fakta
termasuk kemampuan untuk mencari dan mengolah sendiri.
3.
Team Teaching
a. Pengertian Team Teaching
Team teaching adalah salah satu metode mengajar
sebuah mata pelajaran yang dilakukan oleh lebih dari seorang guru. Pengajaran
dengan menggunakan metode ini, dapat dilakukan oleh dua orang guru hingga lima
orang guru. Jadi besar kecilnya team yang tergabung didalamnya disesuaikan
dengan objek siswa yang akan diajar.
Definisi ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh
Martiningsih
(2007)
bahwa, “Metode pembelajaran team teaching adalah suatu metode mengajar dimana
pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas.
Quinn dan Kanter, mengartikan Team Teaching
(tim mengajar) sebagai “Bekerja antara dua tim instruktur yang berkualitas,
bersama - sama, dalam membuat presentasi”.
Sedangkan definisi Team Teaching menurut Ahmadi
dan Prasetya, bahwa Team Teaching (pengajaran beregu) adalah suatu pengajaran
yang dilaksanakan bersama oleh beberapa orang. Tim pengajar atau guru yang
menyajikan bahan pelajaran dengan metode mengajar beregu ini menyajikan bahan
pengajaran yang sama dalam waktu dan tujuan yang sama pula. Para guru tersebut
bersama-sama mempersiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasil belajar
siswa.Pelaksanaan belajarnya dapat dilakukan secara bergilir dengan metode
ceramah atau bersama-sama dengan metode diskusi panel.
Maka melihat konsep mendasar dari team
teaching, maka metode ini dapat dilaksanakan pada semua jenjang pendidikan.
Mulai dari Taman Kanak-kanak (TK), SD, SMP, SMA, atau pada jenjang Perguruan
Tinggi. Motode ini mulai dikembangkan dengan dasar piker bahwa pengajaran sebuah
mata pelajaran dengan banyak guru akan lebih efektif dibandingkan dengan
seorang guru saja.
Demikian yang dipaparkan oleh Barbara Leigh
Smith, bahwa team teaching adalah sebuah upaya untuk lebih memberi kesempatan
para anak didik dalam mendapatkan perhatian yang cukup dari guru yang mengajar.
Dengan
pengertian diatas, maka tujuan dari pelaksanaan team teaching adalah mengajar
dengan lebih maksimal kepada anak didik. Hal ini sangat mungkin, karena
pelaksanaan metode ini adalah dengan dua orang pengajar atau lebih.
b. Jenis-jenis Metode Team Teaching
Secara garis besar, metode team teaching
terbagi menjadi dua, yaitu semi team teaching dan team teaching penuh. sesuai
yang dijelaskan oleh Soewalni S (2007), yaitu :
-
Semi
Team Teaching : yaitu sejumlah guru mengajar mata pelajaran yang sama di kelas
yang berbeda. Perencanaan materi dan metode disepakati dan dirumuskan secara
bersama. Atau satu mata pelajaran yang disajikan oleh sejumlah guru secara
bergantian dengan pembagian tugas, materi dan evaluasi oleh guru masing-masing.
Atau dengan model yang ketiga, yaitu satu mata pelajaran disajikan oleh
sejumlah guru dengan mendesain siswa secara berkelompok.
-
Team teaching penuh, yaitu satu tim pengajar
yang terdiri dari dua orang guru atau lebih, didalam waktu dan kelas yang sama,
dan dengan pembelajaran mata pelajaran / materi tertentu.
Dalam jenis team teaching penuh ini,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi secara bersama dan sepakat. Dalam jenis
team teaching penuh ini, pelaksanaan tugas dan pencapaian tujuan dilakukan
secara bersama-sama. Yaitu mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai kepada
evaluasi terhadap apa yang telah dilaksanakan.
BAB III
METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN
A.
Jenis, Pendekatan, dan Rancangan
penelitian
Dalam penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran team teaching pada
praktikum di Pusdiklat Suzuki Universitas Negeri Malang. Dalam suatu pembelajaran
meliputi yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan kendala
dalam penerapan team teaching pada kegiatan pembelajaran. Berdasarkan
pernyataan tujuan penelitian tersebut, maka rancangan penelitian ini
dikelompokkan dalam penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif.
Istilah
kualitatif menurut ( Strauss dan Corbin:1990 dalam hoepfl, 1997 dan Golafshani,
2003) adalah jenis penelitian yang temuannya tidak diperoleh dari prosedur kuantifikasi,
perhitungan statistik, atau bentuk cara – cara lainnya yang menggunakan ukuran
angka. Kualitatif berarti suatu yang berkaitan dengan aspek kualitas, nilai
atau makna yang terdapat dibalik fakta. Kualitas, nilai, dan makna hanya dapat
dijelaskan dan diungkapkan melalui linguistik, bahasa dan kata – kata.
B.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di
Pusdiklat Suzuki Universitas Negeri Malang. Lokasi ini dipilih karena beberapa
alasan salah satunya karena letaknya berada di dalam Universitas Negeri Malang
sehingga lokasinya dekat dengan peneliti. Pusdiklat Suzuki Universitas Negeri
Malang letaknya berada di antara gedung G4, G5, H5 serta dekat dengan masjid
Al-Hikmah. Selain itu peneliti memilih lokasi ini dikarenakan Pusdiklat Suzuki
Universitas Negeri Malang menggunakan metode pembelajaran Team Teaching sebagai
metode pembelajarannya.
C.
Sumber Data
Sumber Data
adalah jenis data sikemukakan informasi
apa saja yang dikumpulkan, bagaimana karakteristiknya, siapa yang dijadikan
subjek atau informan penelitian, dan bagaimana ciri ciri subjek dan informan
itu. Nurul Ulfatin (2012, 158) Sumber Data adalah semua kelas yang mengikuti
program pelatihan Pusdiklat Suzuki Universitas Negeri Malang. Dalam penelitian
ini digunakan teknik random sampling atau sampel secara acak.
Menurut
Arikunto ( 2010, 177 ) teknik sampel acak adalah teknik sampling yang
pengambilan sampelnya peneliti mencampur subjek – subjek sehingga semua subjek
dianggap sama, dengan demikian peneliti
memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan di pilih
menjadi sampel. Sampel diambil dari salah satu kelas yang mengikuti pelajaran
praktek sistem kelistrikan. Kelas di pilih secara acak dengan cara pengundian.
D.
Prosedur Pengumpulan data
Menurut Loflan
(dalam Moleong, 2005:157) teknik pengumpulan
data merupakan subjek di mana data dapat diperoleh. Sumber data utama
dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah
data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Pengumpulan data dari penelitian
ini diperoleh dari hasil wawancara, pengamatan (observasi), dan dokumentasi
dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Fokus penelitian ini adalah untuk
mengetahui, mendapatkan, dan mendeskripsikan mengenai proses praktikum di
Pusdiklat Suzuki Universitas Negeri Malang.
Langkah –
langkah persiapan teknis untuk mengumpulkan data sebagai berikut :
1.
Merumuskan
rancangan instrumen berupa observasi, dokumentasi, dan wawancara
2.
Melakukan
observasi pelaksanaan pembelajaran team teaching pada pelaksanaan praktikum di
Pusdiklat Suzuki Universitas Negeri Malang.
3.
Melakukan
wawancara kepada salah satu guru/pembimbing pada pelaksanaan praktikum
4.
Pengumpulan
data observasi, dokumentasi dan wawancara
5.
Pengolahan
data
E.
Kehadiran Peneliti
Pada penelitian ini peneliti akan berperan sebagai pengamat
penuh. Dalam hal ini pengamat (peneliti) betul-betul berada di luar (outsider)
dari kelompok yang diamati. Nurul Ulfatin ( 2012, 213 ). Hal ini dilakukan agar
peneliti tidak mengganggu proses belajar mengajar yang terjadi.
F.
Pengecekan Keabsahan Data
Pengecekan keabsahan data dilakukan
dengan memeriksa kredibilitas dan audibilitas data. Nurul Ulfatin ( 2012, 159 )
teknik pengecekan keabsahan data ada bermacam macam dan dapat dipilih sesuai
keperluan. Dan teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
(1) perpanjangan kehadiran peneliti dilapangan (2) ketekunan pengamatan atau
observasi yang diperdalam (3) analisis atau kajian kasus negative (4) dan
pengecekan anggota
G.
Instrumen Penelitian
Instrumen
penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian adalah dengan
melakukan observasi, dokumentasi, dan wawancara. Untuk instrumen penelitian
dalam hal menilai perencanaan dan pelaksanaan team teaching menggunakan
instrumen yang bersumber pada penelitian di pusdiklat Suzuki universitas Negeri
Malang semester gasal 2018/2019.
1.
Observasi
yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data tentang perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran team teaching pada praktikum
2.
Dokumentasi
digunakan oleh peneliti untuk mengambil contoh gambar kegiatan pelaksanaan
pembelajaran team teaching pada praktikum
3.
Wawancara
digunakan oleh peneliti untuk mengetahui perencanaan, pelaksanaan, dan faktor
yang menghambat pembelajaran team teaching pada praktikum.
H.
Analisis Data
Menurut Munawaroh (2013:83) analisis data merupakan rangkaian kegiatan
penelaahan, pengelompokkan, sistematisasi, penafsiran, dan verifikasi data agar
sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademis, dan ilmiah. Menurut Sarwono
(2006:239) analisis data merupakan proses mengolah data-data yang terkumpul
menjadi data yang sistematik, teratur, terstruktur, dan mempunyai makna.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa analisis data
merupakan proses mencari dan menyusun data yang diperoleh dari hasil wawancara,
observasi, dan dokumentasi yang dilakukan secara sitemastis dan terstruktur
sehingga memiliki makna.
Menurut Usman
& Purnomo (2003:86) secara garis besar langkah-langkah menganalisis data
sebagai berikut: (1) reduksi data, (2) display data, dan (3) pengambilan
kesimpulan dan verifikasi. Pada penelitian kualitatif analisis data dilakukan
mulai dari perumusan masalah, pengumpulan data, dan penarikan kesimpulan.
Menurut Nurul
Ulfatin (2013:258) hasil pengumpulan data (data collection) perlu direduksi
(data reduction) yang mengandung arti : diedit, diberi kode, dan bahkan dibuat
tabel. Dengan mereduksi data berarti peneliti membuat ikhtisar hasil
pengumpulan data selengkap mungkin, dan kemudian memilah – milah ke dalam suatu
konsep, kategori, dan tema tertentu. Seperangkat hasil reduksi data, juga perlu
diorganisir ke dalam sajian tertentu (data display), sehingga terlihat sosoknya
secara utuh. Sajian data bisa berbentuk diagram, alur, matriks, sketsa,
synopsis, atau bentuk – bentuk lain. Dengan sajian data yang demikian , maka
akan memudahkan upaya pemaparan dan penegasan simpulan (conclusion drawing and
verifying)
Tujuan
analisis kualitatif adalah agar peneliti mendapatkan makna hubungan
variabel-varibel sehingga dapat digunakan untuk menjawab masalah yang
dirumuskan dalam penelitian (Sarwono, 2006:239).
Adapun teknik
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik Analisis Isi. Teknik
analisis isi sebagai proses analisis yang merubah hasil wawancara, catatan
lapangan, dan macam-macam keterangan data, menjadi informasi yang sistematis.
Berg ( 2004, dalam nurul 2012 )
I.
Tahap - Tahap Penelitian
Secara umum,
tahapan penellitian dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu tahap persiapan,
tahap pelaksanaan dan tahap pelaporan. Tahap persiapan, antara lain meliputi
persiapan rancangan, studi pendahuluan, dan persiapan teknis ( termasuk
pengurusan izin, dan sebagainya ). Tahap pelaksanan , meliputi kegiatan yang
dilakukan selama pengumpulan data secara
kontinyu. Tahap pelaporan, meliputi proses analisis data sampai proses
pelaporan sehingga siap menjadi laporan tertulis sebagai bentuk suatu karya
ilmiah. Nurul (2012, 159 - 160)
Tahap
Persiapan
1. Persiapan Rancangan
-
Merancang
kegiatan penelitian tentang team teaching.
-
Menentukan
Tujuan dan Manfaat dari penelitian
-
Menentukan
lokasi yang akan diadakan penelitian yang berakhi di Pusdiklat Suzuki
Universitas Negeri malang
-
Membuat
proposal penelitian metode belajar team teaching di Pusdiklat Suzuki
Universitas Negeri Malang
2. Studi Pendahuluan
-
Melakukan
Studi tentang Team Teaching, Pengertian, Jenis, Model, dan lain – lain. Dan
studi yang digunakan adalah studi literature.
3. Persiapan Teknis
-
Meminta
Izin persetujuan Dosen Pendamping dan Universitas Negeri malang untuk melakukan
observasi di Pusdiklat Suzuki Universitas Negeri Malang berupa surat izin
persetujuan penelitian.
Tahap Pelaksanaan
-
Pelaksanaan
Observasi yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data tentang
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran team teaching pada praktikum
-
Melakukan
Dokumentasi digunakan oleh peneliti untuk mengambil contoh gambar kegiatan
pelaksanaan pembelajaran team teaching pada praktikum
-
Dan
melaksanakan Wawancara digunakan oleh peneliti untuk mengetahui perencanaan,
pelaksanaan, dan faktor yang menghambat pembelajaran team teaching pada
praktikum.
Tahap Pelaporan
-
Melakukan
analisis data hasil penelitian hingga mencapai kesimpulan dari penelitian
-
Melaporkan
hasil penelitian yang telash di analisis
DAFTAR PUSTAKA
Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Grasindo
Trianto, M.Pd . 2010. Mengembangkan Model Pembelajaran
Tematik. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya
Lofland dan Lofland
dikutip oleh Dr.Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung :
Rosdakarya, 2006
Suharsimi Arikunto.
2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta.
Rineka Cipta
Hoepfl, M.C. (1997), “Choosing Qualitative Research: A
Primer for Technology Education Re- searchers,” Journal of Technology Education
Soewalni, S. 2007. Team Teaching. Makalah Program
Pelatihan Applied Approach 2007 di Lembaga Pengembangan Pendidikan UNAS
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Ulfatin, Nurul. 2012. Metode Penelitian Kualitatif di
Bidang Pendidikan Teori dan Aplikasinya. Malang: MNC Publising
Nurulwati. 2000. Model-model Pembelajaran. Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya.
Engkoswara. 1984. Dasar-Dasar Metodologi Pengajaran.
Jakarta: Bina Aksara Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta:
Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar